Motto

Yesterday is Yesterday, Today is Today, Tomorrow is Mistery

Senin, 26 November 2012

Kata Anton Medan: Penjara Bukan Akhir Dari Segalanya

Kata Anton Medan: Penjara Bukan Akhir Dari Segalanya
Senin, 26 November 2012 - 08:41:52 WIB
RENGAT-Mantan narapidana yang juga mualaf, H Anton Medan, Minggu (25/11) mendatangi rumah tahanan Kelas II B Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu. Kedatangan Anton Medan selain untuk memberikan tausiah dan motivasi kepada para narapidana, juga dalam rangka memeriahkan 1 Muharram 1434 Hijriah.

Dalam tausiahnya, Anton Medan mengatakan, penjara bukan akhir dari segalanya. Seorang narapidana harus bisa memotivasi diri dan belajar selama menjadi warga binaan, agar setelah keluar penjara bisa berbuat banyak bagi keluarga dan masyarakat. Sehingga tidak kembali melakukan perbuatan melanggar hukum. “Penjara bukanlah akhir dari segalanya,” kata Anton Medan.

Menurutnya, seorang narapidana sebenarnya adalah kelompok orang-orang pintar yang hanya kebetulan sedang bernasib sial. Untuk itu, selama menjalani masa tahanan hendaknya para napi dapat merobah jalan hidup ke arah yang lebih baik. “Banyak pelajaran dan nilai-nilai positif yang dapat diambil selama berada di rumah tahanan. Mungkin orang yang melakukan kesalahan bisa lolos dari penjara dunia, namun dia tidak bisa lolos dari hukuman Allah di ahirat. "Karena itu, tidak ada yang mustahil kalau Allah memang berkehendak. "kun fayakun" adalah kekuasaan Allah. Bila Allah katakan jadi, maka terjadilah dia," papar Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia tersebut.

Sementara peyaraan tahun baru hijriah di Rutan Rengat selain menghadirkan Anton Medan juga dilaksanakan berbagai lomba keagamaan yang berlangsung hampir dua pekan.  “Ada lima lomba yang dilaksanakan untuk menyambut dan memeriahkan tahun baru 1434 Hijriah tahun ini, di antaranya lomba adzan, ketepatan bacaan salat, MTQ, halapan Al-Qur’an dan lomba pidato,” kata Kepala Rutan Rengat, Sulistiyono  melalui Kepala Pegamanan Rutan, Abdul Rafik usai mendengarkan tausiah, Minggu (25/11).

Namun begitu, lomba tersebut tidak diikuti oleh napi yang tersangkut kasus tindak pidana korupsi (tipikor). Karena menurut pihak Rutan, napi dalam kasus tipikor jauh lebih unggul pengetahuannya dibanding napi lainnya.  Seletah lomba dilaksanakan, keluar sebagai juara pertama lomba adzan adalah Pendi Saputra Gentol, napi dalam kasus pencurian. Kemudian juara kedua, Zainal, napi kasus penadah dan juara ketiga diraih Abu Bakar, napi kasus pembunuhan.

Sementara pada lomba ketepatan bacaan salat, juara pertama diraih Martonis alias Anton, napi kasus narkoba, juara kedua, Redi Shonata, napi kasus narkoba dan juara ketiga, Syafi’i, napi kasus perampokan. Untuk juara lomba MTQ, Zainal, napi kasus penadah dan juara kedua diraih Pendi Saputra serta juara ketiga, Zapariandi Saragih, keduanya adalah napi dalam kasus pencurian.

Untuk juara lomba hapalan Al-Qur’an, juara pertama diraih Bambang H, napi kasus asulila, juara kedua, Yupen kasus penggelapan dan juara ketiga Andra, kasus narkoba. Sedangkan lomba pidato, juara pertama dipegang M Muhrodin, napi kasus pembunuhan, juara kedua Aminudin dan juara tiga Marda, keduanya napi dalam kasus penggelapan. (jef)


Sumber : http://www.fokusriau.com/berita-1658-kata-anton-medan-penjara-bukan-akhir-dari-segalanya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar