Motto

Yesterday is Yesterday, Today is Today, Tomorrow is Mistery

Senin, 10 Desember 2012

Kriminalitas Anak di Kediri Meningkat

Kriminalitas Anak di Kediri Meningkat
Selasa, 11/12/2012 | 10:32 WIB
  Psikolog pegang peranan penting bagi penghuni lapas, terutama anak-anak

Kediri - Kenakalan anak-anak yang sudah menjurus pada tindak kriminal di wilayah eks Karesidenan Kediri, dinilai tinggi dan cenderung meningkat. Hingga Oktober lalu anak-anak yang terlibat kasus hukum karena kejahatan mencapai 360 anak. Jumlah ini lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 329 kasus. Sementara penanganan atau rehabilitasi di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kediri, ternyata masih terkendala tenaga psikolog.

Menurut Kepala Bapas Kediri, Syahrail Yuska, psikolog dinilai memegang peranan sangat penting bagi para penghuni lapas, terutama bagi anak-anak. Karena, kondisi psikologis anak-anak itu sangat labil dan seringkali berubah, sehingga memerlukan tempat untuk mencurahkan isi hatinya atau curhat. “Saya kira di sinilah pentingnya konseling yang dikelola tenaga profesional seperti psikolog,” ujar Yuska.

Dengan begitu, peristiwa yang menimpa penghuni lapas, terutama anak-anak, dapat diketahui latar belakangnya. Apakah karena ikut-ikutan teman atau dimungkinkan kurangnya perhatian dari kedua orang tua yang sama-sama sibuk di luar rumah. “Kerena itu, kalau sekadar ikut-ikutan atau kurang perhatian orang tua, sepertinya kenakalan mereka masih dapat disembuhkan. Untuk itu, tenaga psokolog sangat diperlukan demi mempercepat proses rehabilitasi anak yang terlibat kasus hokum,” harap dia.

Ditambahkan Yuska, sebenarnya Direktorat Jenderal (Dirjen) Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, sudah berusaha keras merekrut tenaga psikolog meski jumlahnya terbatas. Namun begitu dibuka lowongan, peminatnya dinilai minim. Dengan begitu, tenaga psikolog untuk konseling dan penyuluhan pada penghuni lapas kurang optimal.

Kondisi ini juga merupakan salah satu penyebab proses rehabilitasi pada anak yang terlibat kasus hukum juga belum maksimal. Indikasinya, jelas dia, masih adanya sejumlah anak-anak yang dulunya penghuni lapas, begitu keluar dan kemudian berkumpul lagi dengan kawannya yang berperilaku negatif, mereka akhirnya kembali melakukan tindak kriminal.

Sekadar diketahui, pada Oktober lalu data Bapas menunjukkan, kenakalan anak selama kurun waktu satu tahun terakhir, jumlahnya mencapai 360 kasus atau dapat dibilang, sehari satu kejadian. Secara spesifik atau dari total kasus kejahatan anak, bentuk atau jenisnya sangat bervariasi. Diantaranya ada yang terlibat kekerasan, bertindak asusila, pencurian. Tahun ini didominasi kasus penyalahgunaan narkoba. Menurut penelitian dan analisa Bapas, anak – anak ini kurang mendapat perhatian orang tua atau orang tua mereka  menjadi TKI di luar negeri.

Imbasnya, perkembangan sebagian anak-anaknya tidak sesuai yang diharapkan bahkan ada yang menjurus ke arah negatif. Bahkan di antara mereka sudah menjurus pada kegiatan kriminal yang trennya juga meningkat dari tahun ke tahun.
Sementara di rumah, mereka ada yang dititipkan keluarga atau neneknya yang mungkin kurang optimal mengawasinya. “Masa anak-anak hingga remaja itu masih sangat butuh perhatian orang tuanya,” jelas Yuska.

Pada 2011 kenakalan anak mencapai sebanyak 329 kasus. Jumlah ini meningkat 20 kasus jika dibandingkan dengan pada 2010, yaitu sebanyak 309 kasus. Penyebab utamanya juga karena faktor ekonomi dan kurangnya perhatian orang tua, karena ditinggal menjadi TKI di luar negeri. Pada 2009 mencapai 312 perkara anak dan terbanyak pada 2008, mencapai 345 kasus anak.

Masalah TKI, jika dilihat dari sisi keluarga, sebagian berpengaruh pada perkembangaan anak yang menjurus pada kenakalan. Namun jika ditinjau dari transfer dana (remitensi) TKI, sepertinya cukup menggembirakan. Jawa Timur (Jatim), merupakan salah satu kantong penyuplai terbesar ke luar negeri dan  khususnya di eks Karesidenan Kediri dan Madiun, transfer dananya terus meningkat. Data dari Bank Indonesia (BI) Cabang Kediri, selama triwulan II/2012 (April, Mei dan Juni) tercatat sebesar Rp 493,46 miliar atau meningkat  8,59 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 454,45 miliar. gim

Anak-anak terlibat kasus hukum
Di wilayah eks Karesidenan Kediri

Tahun        Jumlah
2008        345 kasus
2009        312 kasus
2010        309 kasus
2011        329 kasus
2012        360 kasus
(hingga Oktober)

Sumber : http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=b6a6d15b2e1c8da34d6fccb2d1dfe04b&jenis=c81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c

Tidak ada komentar:

Posting Komentar