Motto

Yesterday is Yesterday, Today is Today, Tomorrow is Mistery

Selasa, 04 Desember 2012

PENJARA: Basmi Sipir Nakal

PENJARA: Basmi Sipir Nakal


JOGJA—Sipir diduga menjadi salah satu faktor narapidana mendapatkan fasilitas lebih di dalam penjara. Adanya kongkalikong antara sipir yang nakal, pembezuk dan napi membuat praktik seperti itu bisa terus terjadi.
Al, 30 warga Srandakan, Bantul mengaku pernah mengalami peristiwa dengan sipir nakal saat membezuk kerabatnya di Rumah Tahanan (Rutan) Wates beberapa waktu lalu.
Berdalih karena jam bezuk sudah lewat, dia terpaksa harus membayar Rp50.000 kepada salah seorang petugas jaga. “Memang waktu itu saya agak telat, jadi awalnya dibilang sudah lewat waktu kunjungan. Tapi karena saya ngotot ada keperluan, saya terpaksa harus memberikan pelicin,” ujar dia saat ditemui Senin (3/12) sore. Dia mengaku sering mendengar pembesuk lainnya juga melakukan hal serupa.
Pengalaman tidak mengenakkan dari pengunjung juga dialami Alamanda,23, warga Bandung, Jawa Barat. Dia kehilangan laptop saat bertandang ke tempat itu, beberapa bulan silam. Petugas pun berkelit tidak ada yang mengambil laptop miliknya.
Ia menceritakan saat itu sekira pukul 11.30 WIB bersama lima orang temannya, mahasiswa asal Bandung, menjenguk Tukijo, tokoh Paguyuban Petani Lahan Pantai di Rutan Wates.
“Kami hanya diperiksa badan dan baju kami, tas tidak diperiksa. Saat itu laptop saya masih berada di dalam tas. Ada saksi teman saya,” aku Alamanda.
Kemudian sekitar pukul 12.15 WIB mereka meninggalkan tempat tersebut.“Beberapa jam kemudian, saya buka laptop saya diganti dua buah buku yang ditaruh di dalam kresek hitam. Berat bukunya sama dengan laptop saya makanya saya tidak curiga saat menggendong tas beratnya sama,” jelas Alamanda.
Saat mengkonfirmasi peristiwa itu, lanjut Alamanda, kepala keamanan rutan membantah jika laptop hilang saat berada didalam Rutan.

//Fasilitas
Kepala Lapas Wirogunan, Riyanto tak mengelak jika masih ada sipir nakal yang memudahkan tahanan untuk mendapatkan fasilitas pendukung tindak kejahatan seperti ponsel. “Ya bisa- bisa saja ada yang seperti itu, tapi kalau ketahuan saya akan saya tindak,” ujar Riyanto.
Tapi sejauh ini Riyanto belum pernah mendapati sipir yang kedapatan melakukan praktik tersebut. Tercatat Riyanto belum lama menjabat sebagai Kepala Lapas Wirogunan, yakni sekitar 2010.
Penjagaan selama ini menurut Riyanto cukuplah ketat. Selepas narapidana keluar dari ruang kunjungan keluarga, penjaga langsung memeriksa tahanan. Bahkan ketika memasuki blok dan sel, narapidana tetap diperiksa.
Hanya saja hal itu masih dianggapnya lemah, karena pemeriksaan hanya dilakukan secara manual. Menurutnya beda halnya ketika di lapas terdapat alat pemindai seperti di bandara dan alat pelacak sinyal sehingga napi tidak bisa berkomunikasi. “Pekerjaan yang dilakukan secara manual menjadi momok. Mutlaknya harus ada,” kata Riyanto.
Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) DIY, Dwi Swastono Haryanto tidak bisa menjamin 100% lapas bersih narkoba.
“Selama peredaran narkoba di luar itu masih ada, kami tidak bisa menjamin 100 persen bersih. Tapi kami terus berupaya agar itu tidak terjadi dalam lapas dan menekan penjagaan itu dengan upaya misalnya di lapas pasang alat pengacak sinyal. Kemudian meningkatkan penggeledahan terhadap tamu, pengunjung dan warga binaan,” katanya, kemarin.

Sumber :  http://www.soloposfm.com/2012/12/penjara-basmi-sipir-nakal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar